Ilustrasi Proyek LRT

Jalur lengkung LRT Jabodebek sedang banyak disoroti masyarakat dan media. Seperti apa solusi yang tepat untuk menangani dugaan isu salah desain?

———–

LRT atau Light Rail Transit merupakan moda transportasi massal dengan sumber daya utama listrik. Salah satu proyek LRT yang menarik perhatian masyarakat Indonesia beberapa hari yang lalu yaitu, LRT Jabodebek yang membentang dari Stasiun Dukuh atas hingga Stasiun Jati Mulya, Bekasi Timur.

Pembangunan LRT ini memiliki keunikan lantaran dihubungkan oleh jalur lengkung (longspan) yang mendapat rekor MURI sebagai Jembatan Kereta Box Beton Lengkung dengan Bentang Terpanjang. Proyek LRT ini layak diberikan apresiasi yang besar karena dibangun secara penuh oleh anak bangsa.

Belakangan ini jalur lengkung LRT Jabodebek sedang banyak disoroti masyarakat dan media. Mari kita bahas satu persatu sekaligus memberikan solusi untuk isu yang dihadapi LRT Jabodebek.

Isu Salah Desain dan Spesifikasi Kereta yang Berbeda

Pertama, masalah isu desain jembatan lengkung LRT yang dinilai kurang lebar, sehingga kereta harus mengurangi kecepatan untuk meminimalisir kecelakaan. Isu tersebut telah disanggah oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono yang menyatakan bahwa konstruksi jembatan lengkung LRT Jabodebek ini sudah sesuai dengan ketentuan keselamatan transportasi dari Kementerian Perhubungan.

Dalam dunia konstruksi, salah desain dapat menyebabkan berbagai kerugian. Perlu biaya tambahan dalam perbaikan atau pembaharuan sistem agar pengaturan jadwal tetap optimal. Dalam pembuatan desain diperlukan banyak pertimbangan, peninjauan serta persetujuan berbagai pihak. Ada baiknya, semua proses dilakukan dalam sebuah platform terintegrasi yang dapat meningkatkan transparansi serta otomatisasi untuk mengurangi penundaan dan mengefisiensikan waktu.

Kedua, terkait isu 31 kereta dengan spesifikasi berbeda-beda. Tentunya setiap kereta yang memiliki model dan perangkat lunak yang berbeda, perawatan menjadi lebih kompleks dan menantang. Setiap kereta membutuhkan pemeliharaan khusus, sehingga menyulitkan tim untuk menangani seluruh armada secara efisien.

Spesifikasi dan perangkat lunak yang berbeda dapat menghasilkan karakteristik kinerja yang bervariasi, termasuk kecepatan, akselerasi, pengereman, dan konsumsi energi. Hal ini dapat berdampak pada efisiensi sistem LRT secara keseluruhan dan menimbulkan tantangan operasional.

Proyek pembangunan seperti konstruksi LRT memang cukup kompleks dan melibatkan banyak pihak, terdiri dari berbagai multidisiplin, memiliki jadwal yang padat dan biaya yang terbatas. Sehingga diperlukan manajemen proyek yang handal agar prosesnya dapat dimaksimalkan.

Pada sebuah proyek infrastruktur besar, masalah desain maupun masalah lain dapat terjadi kapan saja, baik itu selama tahap perencanaan, konstruksi, atau operasi. Akan ada konsekuensi dan risiko yang diambil untuk setiap masalah yang timbul.

Untuk itu diperlukan sebuah platform digital yang mampu mengkolaborasikan Building Information Modeling (BIM), suatu komponen penting dalam pengerjaan proyek konstruksi.

Oracle Aconex, Platform Terintegrasi

Oracle Aconex menjadi solusi sebagai suatu platform terintegrasi yang dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan, didukung dengan fungsi modeling yang memungkinkan semua pihak terlibat dalam peninjauan dan persetujuan model juga desain proyek yang sedang dibangun, ini penting guna mengurangi risiko kesalahan dan mempercepat keberhasilan proyek dengan memastikan setiap anggota tim memiliki akses ke model yang akurat dan terkini.

Baca Juga : Mengenal Ragam Jenis Dokumen Proyek pada EPC

Begitu pula untuk masalah 31 kereta dengan spesifikasi yang berbeda, kedepannya hal ini dapat dimitigasi dengan solusi berikut:

  1. Adanya manajemen proyek yang jelas, bisa dengan menunjuk seorang manajer proyek atau tim untuk mengawasi seluruh proses desain dan memastikan komunikasi yang lancar antara semua pemangku kepentingan. 
  2. Dibuatnya satu standar spesifikasi desain yang jelas dan terperinci mencakup persyaratan teknis, bahan, fitur keselamatan, dan petunjung penggunaan perangkat lunak. 
  3. Komunikasi transparan untuk menjaga komunikasi yang terbuka di antara semua pemangku kepentingan. 
  4. Evaluasi para ahli juga penting sebelum persetujuan dilakukan.
  5. Adanya manajemen risiko termasuk risiko keterlambatan, tantangan teknis, atau perubahan persyaratan.
  6. Melakukan inspeksi dan pengujian secara berkala selama fase desain.
  7. Pengelolaan dokumen untuk menjaga repository sentral yang dapat diakses untuk memastikan bahwa pemangku kepentingan telah meninjau seluruh informasi yang relevan. 

Oracle Aconex telah dipercaya oleh perusahaan dunia untuk menunjang proyek konstruksi, salah satunya Megaproyek Metro Dubai. Jalur sepanjang 49 kilometer ini memiliki enam stasiun perantara, tiga diantaranya memiliki fasilitas pemeriksaan bagasi untuk melayani penumpang yang sedang melakukan perjalanan antara dua bandara.

Proyek kereta merupakan proyek yang strategis, kompleks, dan memiliki visibilitas tinggi. Tim pada Megaproyek Metro Dubai ini berada di berbagai negara seperti Dubai, Thailand, Australia, dan Hong Kong. Sehingga memerlukan platform terintegrasi agar pengiriman dokumen dan komunikasi antar anggota tim berjalan baik dan transparan.

Untuk mengatasi tantangan dalam menjalankan megaproyek diperlukan platform kolaborasi yang aman, sistem komunikasi yang efisien antar peserta, memiliki sistem manajemen gambar dan dokumen.

Oracle Aconex memberikan solusi karena fitur manajemen dokumen yang  mampu mengatur koordinasi semua tim seperti sipil, teknisi kereta api, perencanaan transportasi, lingkungan, jaminan sistem, konsultasi arsitektur dan konstruksi. Ribuan peserta terhubung oleh Aconex selama fase desain dan pembuatan. Hal ini dapat mengurangi risiko kesalahan dan miskomunikasi sehingga proyek dapat dieksekusi dengan sebaik mungkin.

Bersama Oracle, IKON siap membantu menerapkan teknologi pendukung konstruksi serta memberikan solusi dukungan sistem terintegrasi yang cocok digunakan untuk proyek seperti LRT di Indonesia. Agar dapat terlaksana secara efisien dan mengurangi risiko kesalahan desain maupun kontrol manajemen yang kurang menyeluruh. (*)

Sumber:

Foto oleh Fadhila NurhakimUnsplash

https://muri.org/Website/rekor_detail/jembatankeretaboxbetonlengkungdenganbentangterpanjang
https://adhi.co.id/proyek/lrt-jabodebek/
https://www.casestudies.com/vendor/oracle-aconex